Assallamualaikum, Wr,Wb. selamat pagi, Salam bahagia dan
sehat selalu, ini hanyalah sebuah tulisan ringan sebagi pembelajaran dan
motivasi buat saya pribadi dan mudah mudahan bermanfaat juga buat yang
membacanya.
Ketahuilah teman, ujian dan cobaan di dunia merupakan sebuah
keharusan, siapa pun tidak bisa terlepas darinya. Bahkan, itulah warna-warni
kehidupan. Kesabaran dalam menghadapi ujian dan cobaan merupakan tanda
kebenaran dan kejujuran iman seseorang kepada Allah SWT
manusia merupakan satu ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Allah swt. Tidak satu pun diantara kita yang mampu menghalau ketentuan
tersebut.
Keimanan, keyakinan, tawakkal dan kesabaran yang kokoh
amatlah dibutuhkan oleh seorang hamba dalam menghadapi badai cobaan yang
menerpanya. Sehingga tidak menjadikan dirinya berburuk sangka kepada Allah
Subhanahu wata’ala terhadap apa yang telah ditentukan baginya.
Oleh karena itu, dalam keadaan apapun seorang hamba yang
beriman kepada-Nya harus senantiasa berbaik sangka kepada Allah. Dan haruslah
diyakini bahwa tidaklah Allah menurunkan berbagai musibah melainkan sebagai
batu ujian atas keimanan yang mereka miliki. Allah Ta’ala berfirman :
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk ke dalam
surga, padahal belum datang kepada kalian (cobaan) sebagaimana halnya
orang-orang terdahulu sebelum kalian? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan
kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam goncangan) sehingga
berkatalah Rasul dan orang-orang yang bersamanya : Bilakah datang pertolongan
Allah? Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah amatlah dekat.” (Al Baqarah :
214)
Kesabaran merupakan perkara yang amat dicintai oleh Allah
dan sangat dibutuhkan seorang muslim dalam menghadapi ujian dan cobaan yang
dialaminya. Sebagaimana dalam firman-Nya :
“…Allah mencintai orang-orang yang sabar.” (Ali Imran : 146)
Selama roda kehidupan terus berputar, seorang takkan pernah
luput dari menuai ujian dan cobaan. Dengan berbagai musibah yang datang silih
berganti ini, hendaknya seorang introspeksi diri dan semakin mendekatkan diri
kepada Allah Subhanahu wata’ala. Bukan mengambil jalan pintas dengan mengklaim
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya. Karena tidak ada yang bisa
memberikan solusi terbaik dari berbagai ujian dan cobaan hidup melainkan hanya
Allah swt
Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam menggambarkan
kriteria seorang mukmin dalam menyikapi ketentuan Allah Subhanahu wata’ala,
beliau bersabda :
عجباً لأَمْرِ
الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ لأَحَدٍ إِلاَّ
لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ, فَكَانَ خَيْراً لَهُ وَإِنْ
أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ ". رواه مسلم
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan tidaklah didapatkan pada seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin : Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” (Riwayat Muslim)
“Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya. Dan tidaklah didapatkan pada seorang pun hal tersebut melainkan pada diri seorang mukmin : Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya.” (Riwayat Muslim)
Asy Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah, beliau menerangkan tentang hadits di atas : (Sungguh mengagumkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya seluruh perkaranya adalah baik baginya), maksudnya : “Sesungguhnya Rasul ‘alaihis sholatu wassalam menampakkan kekaguman beliau dengan pandangan kebaikan (terhadap perkara seorang mukmin), maksudnya : “terhadap urusannya.” Maka sesungguhnya seluruh urusan itu (dianggap) baik baginya dan tidak terdapat hal tersebut kecuali pada diri seorang mukmin. Kemudian Rasul ‘alaihisholatu wassalam memberikan rincian tentang perkara kebaikan tersebut dengan sabdanya : (Jika dia merasakan kesenangan maka dia bersyukur. Dan itu lebih baik baginya. Jika kesusahan menerpanya, maka dia bersabar. Dan itu lebih baik baginya). Beliau (Asy Syaikh Al Utsaimin) berkata : “Ini adalah keadaan seorang mukmin. Setiap manusia berada dalam ketentuan-ketentuan Allah, baik berupa kesenangan maupun kesusahan. Dan manusia dalam menyikapi ujian dan cobaan ini terbagi menjadi dua golongan : mukmin dan non mukmin (kafir).
Adapun golongan Mukmin ; menganggap baik segala ketentuan
Allah baginya. Jika kesusahan itu menimpanya, maka dia bersabar atas
ketentuan-ketentuan Allah dan senantiasa menanti pertolongan-Nya serta
mengharapkan pahala Allah. Semua itu merupakan perkara yang baik baginya dan
dia memperoleh ganjaran kebaikan selaku orang-orang yang bersabar.
Sekarang, mari perhatikan hadits-hadits berikut:
عَنْ أُسَامَةَ
بْنِ زَيْدٍ قَالَ كُنَّا عِنْدَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَأَرْسَلَتْ
إِلَيْهِ إِحْدَى بَنَاتِهِ تَدْعُوهُ وَتُخْبِرُهُ أَنَّ صَبِيًّا لَهَا - أَوِ
ابْنًا لَهَا - فِى الْمَوْتِ فَقَالَ لِلرَّسُولِ « ارْجِعْ إِلَيْهَا
فَأَخْبِرْهَا إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ شَىْءٍ
عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمًّى فَمُرْهَا فَلْتَصْبِرْ وَلْتَحْتَسِبْ »
Artinya: “Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu berkata: “Kami
pernah bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, salah seorang anak
perempuannya mengutus seseorang kepada beliau untuk memanggil beliau
memberitahukan kepadanya bahwa anak bayinya –atau anak lelakinya- meninggal,
maka Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada utusan
tersebut: “Kembalilah kepadanya dan beritahukan kepadanya bahwa sesungguhnya
Allah memiliki apa yang Ia ambil dan memiliki apa yang ia berikan dan setiap
sesuatu telah di tentukan waktunya di sisi-Nya, maka perintahkan ia untuk bersabar
dan berharap pahala darinya.” HR. Muslim.
Imam An Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas:
قَوْلُهُ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ وَلَهُ مَا أَعْطَى وَكُلُّ
شيء عِنْدَهُ بِأَجَلٍ مُسَمَّى مَعْنَاهُ الْحَثُّ عَلَى الصَّبْرِ والتسليم
لقضاء الله تعالى وَتَقْدِيرُهُ أَنَّ هَذَا الَّذِي أَخَذَ مِنْكُمْ كَانَ لَهُ
لَا لَكُمْ فَلَمْ يَأْخُذْ إِلَّا مَا هو له فينبغي أن لا تَجْزَعُوا كَمَا لَا
يَجْزَعُ مَنِ اسْتُرِدَّتْ مِنْهُ وَدِيعَةٌ أَوْ عَارِيَّةٌ وَقَوْلُهُ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وسلم وله ما أعطى معناه أَنَّ مَا وَهَبَهُ لَكُمْ لَيْسَ
خَارِجًا عَنْ مِلْكِهِ بَلْ هُوَ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَفْعَلُ فِيهِ مَا
يَشَاءُ وَقَوْلُهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ
بِأَجَلٍ مُسَمَّى مَعْنَاهُ اصْبِرُوا وَلَا تَجْزَعُوا فَإِنَّ كُلَّ مَنْ
يَأْتِ قَدِ انْقَضَى أَجَلُهُ الْمُسَمَّى فَمُحَالٌ تَقَدُّمُهُ أَوْ
تَأَخُّرُهُ عَنْهُ فَإِذَا عَلِمْتُمْ هَذَا كُلَّهُ فَاصْبِرُوا وَاحْتَسِبُوا
مَا نَزَلَ بِكُمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ وَهَذَا الْحَدِيثُ مِنْ قَوَاعِدِ الْإِسْلَامِ
الْمُشْتَمِلَةِ عَلَى جُمَلٍ مِنْ أُصُولِ الدِّينِ وَفُرُوعِهِ وَالْآدَابِ
Sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
“sesungguhnya Allah memiliki apa yang Ia ambil dan memiliki apa yang ia berikan
dan setiap sesuatu telah di tentukan waktunya di sisi-Nya, maka perintahkan ia
untuk bersabar dan berharap pahala dari-Nya, maknanya adalah perintah untuk
sabar dan menerima terhadap takdir Allah Ta’ala, dan ungkapannya adalah bahwa
sesuatu yang diambil dari kalian ini adalah milik-Nya bukan milik kalian, maka
Dia tidak mengambil kecuali yang merupakan milik-Nya. Jadi semestinya kalian
tidak gelisah sebagai seorang tidak gelisah dari seseorang yang memninta
kembali darinya barang titipan atau pinjaman. Dan “Maksud dari “dan setiap
sesuatu telah di tentukan waktunya di sisi-Nya” adalah bersabarlah dan jangan
mengeluh, karen setiap yang datang telah ditentukan batas waktunya, maka
mustahil pemdahuluannya atau pengakhirannya, maka jika kalian mengetahui hal
ini seluruhnya, maka bersabarlah dan berharaplah pahala dari apa yang tertimpa
pada kalian. Wallahu a’lam. Hadits ini termasuk dari pokok-pokok ajaran Islam
yang mencakup pokok-pokok dan cabang serta adab-adabnya. Lihat kitab Al Minhaj
Syarah An Nawawi ‘ala Shahih Muslim, 6/225.
Ali Muhammad Ash Shallabi hafizhohullah:
Dan dari buah manis dari beriman takdir adalah bersabar
ketika datangnya musibah-musibah, maka seorang yang beriman dengan takdir ia
tidak akan dikuasai sifat gelisah, resah dan tidak menyambutnya dengan
menggerutu dan kepanikan, akan tetapi menyambut musibah-musibah setahun dengan
sikap tegar, seperti teguhnya gunung-gunung, sungguh telah tetap pada
leher-lehernya, Allah berfirman:
{مَا
أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ
مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (22) لِكَيْلَا
تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا
يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ (23) } [الحديد: 22 - 24]
Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan
(tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab
(Lohmahfuz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah
mudah bagi Allah.” “(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.” QS. Al Hadid: 22-24.
Maka beriman kepada Al Qadar termasuk dari obat yang paling
hebat yang menolong seorang beriman untuk menghadapi keadaan sulit, musibah dan
bala, dan ini adalah salah satu buah dari buah yang paling agung dari beriman
kepada takdir.” Lihat kitab Al Iman Bi Al Qadar.
Dan bahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengajarkan
doa kepada para shahabat radhiyallahu ‘anhum untuk menghadapi rasa gundah
gelisah, resah dengan doa yang di dalamnya di kaitkan dengan beriman kepada
takdir:
عَنْ عَبْدِ
اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « مَا أَصَابَ أَحَداً
قَطُّ هَمٌّ وَلاَ حَزَنٌ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنِّى عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ
وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِى بِيَدِكَ مَاضٍ فِىَّ حُكْمُكَ عَدْلٌ فِىَّ
قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ أَوْ
عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى كِتَابِكَ أَوِ
اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ
رَبِيعَ قَلْبِى وَنُورَ صَدْرِى وَجَلاَءَ حُزْنِى وَذَهَابَ هَمِّى. إِلاَّ
أَذْهَبَ اللَّهُ هَمَّهُ وَحُزْنَهُ وَأَبْدَلَهُ مَكَانَهُ فَرَجاً ». قَالَ
فَقِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلاَ نَتَعَلَّمُهَا فَقَالَ « بَلَى يَنْبَغِى
لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا ».
Artinya: “Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah seorang tertimpa
rasa gundah, sedih, lalu ia mengucapkan:
اللَّهُمَّ إِنِّى
عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وَابْنُ أَمَتِكَ نَاصِيَتِى بِيَدِكَ مَاضٍ فِىَّ
حُكْمُكَ عَدْلٌ فِىَّ قَضَاؤُكَ أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ سَمَّيْتَ
بِهِ نَفْسَكَ أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَداً مِنْ خَلْقِكَ أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِى
كِتَابِكَ أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِى عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ أَنْ تَجْعَلَ
الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِى وَنُورَ صَدْرِى وَجَلاَءَ حُزْنِى وَذَهَابَ هَمِّى
(Wahai Allah, sesungguhnya aku ini adalah hamba-Mu dan anak
dari hamba-Mu (yang lelaki) dan anak dari hamba-Mu (yang perempuan), takdirku
di tangan-Mu, keputusan-Mu telah tetap padaku dan qadha-Mu adalah adil untukku,
aku memohon kepada-Mu, dengan setiap nama yang Engkau miliki, yang telah Engkau
beri nama dengannya diri-Mu atau yang telah Engkau ajarkan nama tersebut kepada
siapapun dari makhluk-MU atau yang telah Engkau turunkan di dalam kitab
(suci)-Mu atau yang telah Engkau simpan di dalam Imu gaib milik-Mu, jadikanlah
Al Quran sebagai penyejuk hatiku, cahaya di dalam dadaku dan penghilang
kesedihanku serta pelenyap kegundahanku.” HR. Ahmad.
Belajar untuk sabar dan ikhlas dalam menghadapi ujian dan
cobaan dalam hidup adalah hal yang paling sulit, mudah diucapkan tapi susah
untuk dipraktekan dalam kenyataanya. Sering ketika cobaan datang menghampiri
baik itu berupa permaslahan keluarga, pekerjaan, sakit, kehidupan sosial dan
masalah lain yang menimpa, kita sering marah kepada diri sendiri, menghukum
diri sendiri, menyalahkan orang lain, Bahkan mungkin marah kepada Allah dan
menganggap bahwa Allah itu tidak adil.
Apa yang harus kita lakukan ketika menghadapi cobaan ?
Biarkanlah waktu mengajarimu kesabaran dan keikhlasan yang
sesungguhnya, belajarlah dari sekitar kita, ketika kita melihat ada begitu
banyak kesedihan dan kesakitan yang dirasakan orang-orang yang tidak
seberuntung kita. Yang tak bisa makan tiap hari, yang tak punya tempat
berteduh, yang tak punya pekerjaan yang layak, Dari semua itu kita akan blajar
bersyukur dan kita harus yakin cobaan demi cobaan yang menimpa adalah ujian
dari Alloh untuk kita belajar menghadapi cobaan dengan sabar dan ikhlas.
“Ingatlah bahwa Allah tidak akan memberikan cobaan diluar kemampuan umatNya”.
Dengan belajar sabar dan ikhlas dari segala cobaan yang dihadapi barangkali
akan menjadi obat yang mujarab agar hidup kita kembali bergairah tidak selalu
terkungkung dengan permasalahan itu sendiri sehingga diri kita sendiri yang
rugi, Sabar dan ikhlas merupakan kekuatan iman, pengendali jiwa yang mendorong
seseorang untuk menyingkirkan pransangka buruk terhadap permasalahan yang
dhadapi.
ST0P keinginan untuk lari dari masalah dengan hal-hal yang negatif
yang hanya akan merugikan diri sendiri tapi mulailah dengan berpiki positif
bahwa semua masalah yang dihadapi datang dari Allah swt sebagai ujian untuk
kita untuk lebih bersabar dan ikhlas dalam menghadapinya.
Yang paling penting kita harus memahami dengan
sebaik-baiknya bahwa Allah SWT pemilik yang sebenar-benarnya atas segala
sesuatu apapun yang kita miliki di dunia ini. Dengan kesabaran dan keihklasan
maka Insya Allah kita akan lebih mudah menjalani hidup. Karena kita menyadari,
bahwa semua ini, hidup ini, dan atas semua yang kita miliki adalah milik Allah
dan semua akan kembali kepadaNya. Inilah makna dari hidup sabar dan ikhlas.
Ikhlas dalam menjalani kehidupan yang penuh kebahagiaan dan kekayaan, sabar
ketika kita tengah mendapatkan ujian hidup berupa cobaan yang berat, Ketahuilah
dan yakinlah bahwa sesungguhnya dalam setiap cobaan berat yang Allah SWT
berikan untuk kita, maka ada hikmah dan pahala yang besar yang menyertainya.
Intinya sabar dan ikhlas adalah Kunci kebahagiaan dalam
hidup ini. Allah lah yang Maha Mendesain hidup kita dari awal hingga akhir
hayat kita, Percayalah Allah punya rencana yang lebih besar buat hidupmu atas
permasalahan yang kita hadapi saat ini. TETAP SEMANGAT.
How to make money from casino games using bitcoin
ReplyDeleteThe 1xbet korean simplest and quickest way is to deposit bitcoin หาเงินออนไลน์ in your bitcoin wallet. You can withdraw bitcoin on the platform and 메리트 카지노 deposit it in fiat currency and get a